MALAM NUZUL QUR'AN ADALAH MALAM KEMULIAAN YANG DIBERKATI PADA BULAN RAMADHAN
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`ān) pada malam qadar. (QS 97; Al-Qadr ayat 1)
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi.Sungguh, Kamilah .yang memberi peringatan.(Surat 44; Ad-dukhaan ayat 3)
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
Artinya: Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`ān, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (QS 2: Al-Vaqarah ayat 185)
Turunnya Al-Qur'an adalah peristiwa besar yang menunjukkan kemuliaannya kepada penghuni langit dan bumi, sekali Gus pemberitahuan kepada penghuni langit yang terdiri dari para malaikat betapa mulianya umnat nabi Muhammad yang akan menjadi ummat yang terbaik karena berpedoman kepada Al-Qur'an yang malam turunnya dijadikan sebagai malam kemuliaan, malam yang diberkati dan itu terjadi pada bulan ramadhan yang mulia.
Pada malam itu Al-Qur'an diturunkan dari Luh Mahfudh (tempat yang terpelihara dengan aman) ke Baitul 'izzah (rumah yang mulia) di langit dunia, untuk selanjutnya dari sana diturunkan secara bertahap dan berangsur angsur kepada nabi Muhammad SAW yang dimulai dari surat Al-'alaq ayat 1-5 yang berisi perintah membaca dengan nama Tuhan, semua tanda tanda kekuasaan Allah yang ada di alam raya ini, agar ummat Islam menjadi ummat yang pintar tapi bertanggung jawab karena segala sesuatunya dilakukan atas nama Allah sehingga tidak lagi menjadi ummat yang menjadi sumber Mala petaka dan membuat kerusakan di muka bumi ini sebagai mana yang dilakukan oleh masyarakat jahiliah, dan diakhiri dengan surat Al-Maidah ayat 3 yang menyatakan tentang telah sempurnanya ajaran agama Islam dan telah berakhirnya penurunan Al-Qur"an itu.
Turunnya Al-Qur'an secara berangsur angsur memakan waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa turun itu dibagi kepada dua priode, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari pada priode Mekah (makkiyah) dan 12 tahun 5 bulan 13 hari pada priode Madinah (madaniyah), Adapun yang membedakan antara keduanya adalah:
pertama, bahwa ayat ayat makkiyah adalah yang diturunkan sebelum hijrah, walaupun turunnya di luar kota Mekah sedangkan ayat ayat Madaniyah adalah ayat ayat yang diturunkan sesudah hijrah.
Kedua, ayat ayat Makkiyah itu berisi tentang pokok pokok agama (tauhid), untuk memantapkan keyakinan kepada Allah dan hari akhirat, sedangkan ayat ayat Madaniyah berisi tentang hukum hukum ibadah dan pergaulan hidup antar sesama.
Ketiga, ayat ayat makkiyah singkat, padat, disertai dengan kata kata yang mengesankan dan menggetarkan hati dan mengandung makna yang amat dalam, sedangkan ayat ayat Madaniyah biasanya panjang panjang dan terperinci dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat.
Keempat, ayat ayat yang diawali dengan Yaayyuhannasu biasanya adalah ayat ayat makkiyah, sedangkan yang diawali dengan Yaayyuhallazhina amanuu biasanya adalah ayat ayat Madaniyah,
Maka berbahagialah sebagai seorang muslim yang diberi kesempatan oleh Allah untuk meresapi ayat ayat Al-Qur'an yang sangat luar biasa, mencerdaskan pikiran dan menenangkan jiwa menjelaskan segala sesuatu, menjawab segala persoalan. Semoga melalui kitab suci yang kita baca, kita resapi, kita junjung tinggi dengan penuh cinta, dan kita amalkan dengan sepenuh jiwa kita akan diangkat oleh Allah ke tingkat yang tinggi dan mulia.
HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QUR'AN SECARA BERTAHAP
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡلَا نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلۡقُرۡءَانُ جُمۡلَةٗ وَٰحِدَةٗۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَۖ وَرَتَّلۡنَٰهُ تَرۡتِيلٗا
Artinya: Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur`ān itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah,agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).
Tidak seperti kitab kitab suci sebelumnya yang diturunkan sekaligus, maka kitab suci Al-Qur'an diturunkan secara bertahap/berangsur angsur, yang memakan waktu hampir 23 tahun. Adapun hikmah dari diturunkannya Al-Qur'an itu secara berangsur angsur adalah sangat luar biasa, antara lain:
1. UNTUK MENEGUHKAN HATI RASULULLAH SAW
Dalam dakwahnya, Rasulullah menghadapi suatu kaum yang memiliki sikap dan watak yang begitu keras, berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala, mereka selalu mengganggu dengan bermacam gangguan dan kekerasan, padahal yang beliau sampaikan adalah segala yang baik dan untuk kepentingan mereka, tetapi karena kecongkakan mereka, karena memiliki harta dan kekuasaan, mereka melakukan pendustaan dan penentangan, karena mereka tidak ingin tradisi nenek moyang mereka yang sudah nyata nyata salah disalahkan.
Dari waktu ke waktu tantangan berat datang silih berganti, baik itu dari kaum Quraisy yang ada di Mekah, ataupun dari ahlul kitab Yahudi dan Nasrani yang ada di Madinah. Maka untuk menghadapi tantangan mereka itu Allah menurunkan ayat ayat Al-Qur'an untuk menjawab, membela dan meneguhkan hati Nabi, menjadi hiburan dan Penerang baginya dalam menghadapi gangguan, cobaan dan sikap mereka yang selalu mendustakan dan menolaknya. Mari kita perhatikan beberapa ayat yang menggambarkan kondisi itu sebagai dasar:
قَدۡ نَعۡلَمُ إِنَّهُۥ لَیَحۡزُنُكَ ٱلَّذِی یَقُولُونَۖ فَإِنَّهُمۡ لَا یُكَذِّبُونَكَ وَلَـٰكِنَّ ٱلظَّـٰلِمِینَ بِـَٔایَـٰتِ ٱللَّهِ یَجۡحَدُونَ (33) وَلَقَدۡ كُذِّبَتۡ رُسُلࣱ مِّن قَبۡلِكَ فَصَبَرُوا۟ عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا۟ وَأُوذُوا۟ حَتَّىٰۤ أَتَىٰهُمۡ نَصۡرُنَاۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِۚ وَلَقَدۡ جَاۤءَكَ مِن نَّبَإِی۟ ٱلۡمُرۡسَلِینَ (34)
Artinya: Sungguh, Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu (Muhammad), (janganlah bersedih hati) karena sebenarnya mereka bukan mendustakan engkau, tetapi orang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.
Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Dan tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat (ketetapan) Allah. Dan sungguh, telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu. (Surat Al-An'am';6 ayat: 33-34)
فَٱصۡبِرۡ كَمَا صَبَرَ أُوْلُواْ ٱلۡعَزۡمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَ مَا يُوعَدُونَ لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةٗ مِّن نَّهَارِۭۚ بَلَٰغٞۚ فَهَلۡ يُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Artinya: Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah kamu meminta azab disegerakan untuk mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan, kecuali kaum yang fasik (tidak taat kepada Allah).(QS 46; Al-Ahqaf ayat 35).
وَكُلّٗا نَّقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَآءَكَ فِي هَٰذِهِ ٱلۡحَقُّ وَمَوۡعِظَةٞ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ
Artinya: Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman.(QS 11; Hud ayat120)
فَلَا يَحۡزُنكَ قَوۡلُهُمۡۘ إِنَّا نَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ
Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.(QS 36; Yaasiin ayat 76)
وَلَا يَحۡزُنكَ قَوۡلُهُمۡۘ إِنَّ ٱلۡعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًاۚ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
Artinya: Dan janganlah engkau (Muhammad) sedih oleh perkataan mereka. Sungguh, kekuasaan itu seluruhnya milik Allah. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS 10; Yunus ayat 65).
۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia.Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (QS 5 Al-Maaidah ayat 67).
وَيَنصُرَكَ ٱللَّهُ نَصۡرًا عَزِيزًا
Artinya: dan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). QS 48; Al-Fath ayat 3).
Setiap ayat demi ayat yang turun secara berkala membuat hati Beliau menjadi tenang, sebab Allah menjamin untuk melindunginya dari gangguan orang orang yang mendustakannya.
Demikianlah, ayat ayat itu turun kepada Rasulullah secara berkesinambungan sebagai penghibur dan pendukung sehingga ia tidak dirundung kesedihan dan tidak dihinggapi rasa putus asa. Dari kisah para Nabi terdapat contoh dan perbandingan baginya. Di dalam cerita tentang nasib orang orang yang mendustakan terdapat hiburan baginya dan di dalam janji akan mendapat pertolongan dari Allah adalah kabar gembira baginya. Setiap Ia merasa sedih sesuai dengan sifat manusiawinya, ayat ayat penghibur datang berulang kali sehingga hatinya mantap untuk melanjutkan dakwah dan merasa tentram dengan janji pertolongan Allah dan akhirnya perjuangannya menuai hasil yang luar biasa.
Semoga kita sebagai ummatnya menjadikan beliau pula sebagai contoh dan teladan bagi kita. Dengan menjadikan ayat ayat Al-Qur'an sebagai peneguh hati, pemicu semangat dan pelipur lara yang diakibatkan oleh ulah musuh musuh Islam yang tidak pernah berhenti menyerang ummat Islam, seolah olah mereka adalah masyarakat jahiliah, tapi yang modern. Masyarakat jahiliah abad 21.
2. MU'JIZAT YANG MENGALAHKAN SETIAP TANTANGAN
وَلَا يَأۡتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ وَأَحۡسَنَ تَفۡسِيرًا
Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh (syubhat), melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik. (QS. 25; Al-Furqan ayat 33)
Hikmah kedua dari turunnya Al-Qur'an secara bertahap atau berangsur angsur adalah untuk menjawab setiap tantangan dan pertanyaan yang diajukan oleh orang orang kafir untuk melemahkan Rasulullah, tetapi karena Rasulullah dijaga dan dilindungi oleh Allah maka untuk menjawab pertanyaan itu Allah menurunkan ayat ayat Al-Qur'an yang mu'jizat yang langsung mengalahkan mereka sehingga usaha mereka menjadi sia sia ayat di atas menjelaskan bahwa setiap mereka datang kepada Nabi menanyakan yang aneh aneh dengan maksud melemahkan Nabi karena menurut perkiraan mereka Nabi tidak akan mampu menjawabnya, maka Allah menurunkan ayat ayat Al-Qur'an untuk menjawabnya dengan jawaban yang benar dan lebih berbobot dari pertanyaan pertanyaan mereka sehingga mereka gagal untuk nemperolok olokjan Nabi.
Orang orang yang musyrik adalah orang yang selalu bergelimang dengan dosa dan kesesatan. Mereka sering mengajukan pertanyaan pertanyaan dengan maksud untuk melemahkan dan menentang, untuk menguji kebenaran dan menentang Rasulullah. Bahkan mereka dengan sengaja menanyakan hal hal yang tidak masuk akal dengan tujuan mempermalukan Nabi Muhammad SAW, Seandainya Ia tidak bisa menjawabnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Abbas untuk melawan Nabi maka kaum Quraisy bertanya kepada orang orang Yahudi:"Ajarilah kami sesuatu untuk ditanyakan kepada Muhammad yang Dia tidak bisa menjawabnya". Maka orang Yahudi berkata: "Coba tanyakan kepadanya tentang roh". Maka turunlah Al-Qur'an surat 17; Al-Isra" ayat 85 yg yang menjawab pertanyaan itu:
{L وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّي وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِيلٗا
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (QS 17: Al-Isra" ayat 85)
Alangkah luar biasanya jawaban itu, di mana jawaban yang diturunkan oleh Allah mempermalukan mereka dengan mengatakan bahwa ilmu yang mereka miliki sedikit sekali dibandingkan dengan ilmu Allah yang sangat luas. Bahkan dalam ayat 86nya Allah menantang mereka:
قُل لَّئِنِ ٱجۡتَمَعَتِ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأۡتُواْ بِمِثۡلِ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لَا يَأۡتُونَ بِمِثۡلِهِۦ وَلَوۡ كَانَ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٖ ظَهِيرٗا
Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur`ān ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekali pun mereka saling membantu satu sama lain.” (QS 17 Al-Isra' ayat 88).
Pada kali yang lain mereka bertanya pula tentang kapankah kiamat itu akan terjadi, karena mereka yakin Nabi tidak akan bisa menjawabnya, maka Allah menurunkan surat 7 Al-A'raf ayat 187:
یَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَیَّانَ مُرۡسَىٰهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّیۖ لَا یُجَلِّیهَا لِوَقۡتِهَاۤ إِلَّا هُوَۚ ثَقُلَتۡ فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ لَا تَأۡتِیكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةࣰۗ یَسۡـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِیٌّ عَنۡهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یَعۡلَمُونَ
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Pernah pula mereka menantang agar Nabi Muhammad menyegerakan azab yang diancamkan kepada mereka, maka turunlah surat 22; Al-Hajj ayat 47-49
وَیَسۡتَعۡجِلُونَكَ بِٱلۡعَذَابِ وَلَن یُخۡلِفَ ٱللَّهُ وَعۡدَهُۥۚ وَإِنَّ یَوۡمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلۡفِ سَنَةࣲ مِّمَّا تَعُدُّونَ (47) وَكَأَیِّن مِّن قَرۡیَةٍ أَمۡلَیۡتُ لَهَا وَهِیَ ظَالِمَةࣱ ثُمَّ أَخَذۡتُهَا وَإِلَیَّ ٱلۡمَصِیرُ (48) قُلۡ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَاۤ أَنَا۠ لَكُمۡ نَذِیرࣱ مُّبِینࣱ (49)
Artinya
Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Dan berapa banyak negeri yang Aku tangguhkan (penghancuran)nya, padahal penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Ku-lah tempat kembali (segala sesuatu).
Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku (diutus) kepadamu sebagai pemberi peringatan yang nyata.”
Masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan sulit yang mereka ajukan seperti tentang Zulqarnain dan ashabul Kahfi yang menyebabkan Allah menurunkan surat Al-Kahfi untuk menjawab dua pertanyaan sekali Gus. Bahkan mereka menantang Nabi untuk mengisahkan kisah Nabi Yusuf secara terperinci, maka Allah menurunkan surat Yusuf yang berisi kisah Nabi Yusuf yang lengkap yang berjumlah 111 ayat yang ditetapkan oleh Allah sebagai sebaik baik kisah.
Begitulah, di saat mereka keheranan terhadap turunnya Al-Qur'an secara berangsur angsur, Allah menjelaskan kepada mereka tentang kebenaran hal itu. Tantangan mereka terhadap Al-Qur'an diturunkan secara berangsur angsur, sekaligus melemahkan mereka untuk membuat yang serupa dengannya telah menjadi bukti kemukjizatan Al-Qur'an. Yang demikian lebih efektif pembuktiannya dari pada kalau Al-Qur'an diturunkan sekaligus. Sehingga kapanpun mereka mengajukan pertanyaan akan bisa dijawab oleh Al-Qur'an dengan jawaban yang melemahkan mereka.
Semoga kita yang juga mengalami dan diuji dengan berbagai persoalan hidup mau bertanya dan memecahkan persoalan hidup kita melalui kitab suci yang telah menjadi milik kita yang selalu kita banggakan. Dan telah terbukti ia mampu menyelesaikan dan menjawab dengan tepat, bahkan mengantarkan kita kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Subhanallah, walhamdulillah, walaailaaha illahlah, wallahuakbar, wala Haula wala quwwata illa billah.
3. MEMUDAHKAN PENGHAPALAN DAN MENAHAMINYA
وَبِٱلۡحَقِّ أَنزَلۡنَـٰهُ وَبِٱلۡحَقِّ نَزَلَۗ وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا مُبَشِّرࣰا وَنَذِیرࣰا (105) وَقُرۡءَانࣰا فَرَقۡنَـٰهُ لِتَقۡرَأَهُۥ عَلَى ٱلنَّاسِ عَلَىٰ مُكۡثࣲ وَنَزَّلۡنَـٰهُ تَنزِیلࣰا (106) قُلۡ ءَامِنُوا۟ بِهِۦۤ أَوۡ لَا تُؤۡمِنُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهِۦۤ إِذَا یُتۡلَىٰ عَلَیۡهِمۡ یَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ سُجَّدࣰا (107) وَیَقُولُونَ سُبۡحَـٰنَ رَبِّنَاۤ إِن كَانَ وَعۡدُ رَبِّنَا لَمَفۡعُولࣰا (108) وَیَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ یَبۡكُونَ وَیَزِیدُهُمۡ خُشُوعࣰا ۩ (109)
Artinya: Dan Kami turunkan (Al-Qur`ān) itu dengan sebenarnya dan (Al-Qur`ān) itu turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami mengutus engkau (Muhammad), hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
Dan Al-Qur`ān (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.
Katakanlah (Muhammad), “Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur`ān) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur`ān) dibacakan kepada mereka, merka menyungkurkan wajah bersujud,”
dan mereka berkata, “Mahasuci Tuhan kami; sungguh, janji Tuhan kami pasti dipenuhi.”
Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (Surat Al-Isra': 105-109)
Al-Qur'an turun di tengah masyarakat yang ummy, yang tidak pandai membaca dan menulis, sumber ilmu mereka adalah hafalan dan daya ingatnya. Ummat yang buta huruf seperti itu tidak mudah untuk menghapal Al-Qur'an sekaligus, begitu juga untuk memahami maknanya dan merenungkan ayat ayatnya. Maka turunnya Al-Qur'an secara berangsur angsur adalah cara terbaik bagi mereka untuk menghapal dan memahami ayat ayatnya. Setiap turun beberapa ayat para sahabat nabipun menghapalnya, merenungkan maknanya dan mempelajari hukum hukumnya. Tradisi seperti itupun menjadi metode pengajaran dalam kehidupan para thabi'in. Abu Said Alkhudry mengajarkan Al-Qur'an kepada murid muridnya sekitar lima ayat di waktu pagi dan Lima ayat di waktu petang. Umar bin Khattabpun menyarankan untuk mempelajari Al-Qur'an lima ayat lima ayat karena malaikat Jibril menyampaikan kepada Nabi juga sekitar lima ayat lima ayat.
PadanyaYang menjadi prinsip dasar adalah bagaimana setiap ayat yang diajarkan itu bisa langsung dihapal, diresapi, dipahami, dipegang teguh, padiyakini dengan sepenuh hati sebagai kebenaran yang tidak ada keraguan padanya, sehingga dengan ayat ayat itu bisa dengan tegas membedakan mana yang benar dan mana yang salah, untuk selanjutnya yang benar diikuti dengan sungguh sungguh, walaupun berbeda dengan kebiasaan sebelumnya. Dan yang Salah dijauhi walaupun bertentangan dengan keinginan hawa nafsu. Begitu juga Alll-Qur'an itu dijadikan sebagai bahan pengajaran untuk membentuk kepribadian muslim yang jauh berbeda dengan kehidupan jahiliah yang terbiasa bergelimang dengan dosa dan maksiat . Dia HH juga dijadikan sebagai sesuatu yang senantiasa mengingatkan kita ketika kita lupa, meluruskan ketika kita salah, mendorong ketika malas dan mengembalikan ke jalan yang benar kalau kita terlanjur dalam mengayunkan tangan atau melangkahkan kaki. Sehingga jalan hidup kita benar benar lurus dengan pedoman yang diturunkan secara bertahap itu, sehingga ketika sampai waktu berakhirnya penurunan wahyu itu ummat yang dibina Nabi dengan berpedoman kepada Al-Qur'an itu telah menjelma menjadi ummat terbaik sepanjang sejarah, walaupun sebelum mereka mempelajari Al-Qur'an mereka terkenal sebagai ummat yang kasar, hobi judi dan mabuk mabukan serta suka main perempuan. Tetapi dengan pembinaan Al-Qur'an secara berangsur angsur meninggalkan dosa dan maksiat, berubah menjadi ummat yang taat beribadah serta mengorbankan harta benda dan jiwa raga mereka di jalan kebenaran untuk mencari keridhaan Allah. dan itupun mereka dapatkan dengan hasil yang sangat memuaskan yang dicatat dengan tinta emas oleh sejarah dan peradaban manusia.
Yang lebih luar biasa lagi, betapa besarnya pengaruh ayat ayat Allah itu ke dalam hati sanubari mereka, hingga mereka tersungkur sujud ketika meresapi ayat ayat itu, bahkan ada yang sambil menangis tersedu sedu karena rasa haru dan terima kasih yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam betapa besar kasih dan sayang Allah yang telah menurunkan petunjuk hidup dalam bentuk kebenaran mutlak yang tidak ada sedikitpun keraguan padanya, yang bisa diuji kebenarannya. Al-Qur'an yang suci dan mulia yang tidak seorangpun dari mereka, bahkan yang paling ahli sekalipun yang mampu menentang dan membantah isinya. Mereka menangis mengenang alangkah jauhnya perobahan yang mereka rasakan setelah mengikuti Al-Qur'an dibandingkan dengan cara hidup mereka ketika mereka masih jahiliah, mereka merasa bahagia alangkah indahnya kehidupan mereka setelah masuk Islam dan alangkah harmonisnya pergaulan yang diatur dengan Al-Qur'an. Mereka terharu ketika mereka bisa merasakan betapa janji janji Allah kepada mereka dipenuhi-Nya. Dan mereka telah menjadi masyarakat terhormat dan berwibawa, dan akhirnya mereka mampu menaklukkan dua kerajaan besar Romawi dan Persia yang selama ini menjajah, memeras dan mempermainkan mereka, seperti firman yang kita kutipkab di atas dan mereka berkata.m dalam surat 17 Al-Isra ayat 108-109
وَيَقُولُونَ سُبۡحَٰنَ رَبِّنَآ إِن كَانَ وَعۡدُ رَبِّنَا لَمَفۡعُولٗا
وَيَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ يَبۡكُونَ وَيَزِيدُهُمۡ خُشُوعٗا۩
Artinya dan mereka berkata, “Mahasuci Tuhan kami; sungguh, janji Tuhan kami pasti dipenuhi.”
Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.
Ayat ayat seperti ini disebut ayat ayat sajadah, di mana ketika membaca ayat itu kita diharuskan bersujud, baik di luar shalat maupun ketika dalam shalat. Begitu selesai membacanya kita langsung bersujud sambil membaca tasbih dan doa sebagai bentuk rasa syukur kita. Dan di dalam Al-Qur'an ditemukan 15 kali ayat ayat sajadah yang setiap membacanya kita harus bersujud dan berdoa, karena menyadari kebesaran dan kebaikan dan kebijaksanaan Allah dalam menjaga kemuliaan manusia yang diciptakan-Nya sebagai sebaik baik ciptaan. Dan kepada-Nya dijadikan tunduk apa saja yang ada di langit dan di bumi. Tetapi dengan keyakinan dan kesadaran yang dalam, bahwa sehebat apapun kita, tiada artinya dengan kemaha hebatan Allah. Dan karena itu semakin Allah memuliakan kita, semakin tinggi pula re asa tunduk kita dalam bentuk bersujud dan kalau perlu menangis di hadapan-Nya, yang Maha suci, Maha menguasai segalanya, Maha kaya dan perkasa, bahkan Maha pengasih lagi Maha penyayang serta Maha segala galanya, susuai dengan Asmaul husna yang berjumlah 99 nama dan sifat-Nya yang luar biasa.
Alangkah baiknya kalau kita termasuk di antara orang orang yang setiap harinya diisi dengan membaca dan meresapi dan mendalami Al-Qur'an lima ayat lima ayat, sehingga secara bertahap dan berangsur angsur iman dan Islam kita semakin menguat dan akhirnya pada saat kita menutup usia kita termasuk orang yang baik Islamnya, sempurna ketaatannya dan banyak bersujud bahkan kalau perlu sambil menangis karena kita akhirnya menjadi orang yang diridhai Allah dan berjuang menegakkan dan membela agama-Nya. Wallahu muwaafiq ila aqwaamith thariiq.
4. MENYESUAIKAN DENGAN PERISTIWA DAN PENTAHAPAN DALAM PENETAPAN HUKUM
Jika Al-Qur'an tidak memiliki strategi yang jitu dalam memperbaiki kerusakan moral yang sudah mendarah daging, manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama baru ini. Jika Nabi tidak bijak dalam meluruskan tradisi dan budaya yang sudah benar benar rusak maka akan sulit baginya untuk mendapat pengikut yang setia. Maka salah satu strateginya adalah dengan meletakkan dasar dasar yang kokoh dari keyakinan kepada Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, Rasul rasul-Nya dan hari kiamat, dan peristiwa peristiwa yang terjadi sesudah manusia dibangkit dari kubur, seperti kebangkitan, hisab, pengadilan Tuhan yang akan menentukan apakah seseorang akan masuk Sorga atau masuk Neraka.
Kemudian mengajarkan akhlak mulia untuk membersihkan jiwa dan meluruskan yang menyimpang, menyuruh yang makruf, melarang yang Munkar, menebarkan kebaikan dan mengendalikan diri untuk sebanyak mungkin malakukan hal hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat yang ada di sekitar, seperti membela yang tertindas, menolong yang lemah,memberi makan orang miskin dan menyantuni anak yatim.
Setelah keyakinannya kuat dan akhlaknya bagus barulah diajarkan beribadah kepada Allah dengan mendirikan shalat, berpuasa, membayar zakat dan melaksanakan haji serta menata hubungan kemasyarakatan dan aturan politik pemerintahan dan penegakan hukum, memajukan ekonomi dan mengatur sistem pertahanan dan keamanan negara
Al-Qur'an turun sesuai dengan peristiwa yang terjadi terhadap kaum muslimin dalam perjuangan panjang mereka untuk meninggikan kalimat Allah yang teruji kebenarannya. Berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, persamaan dan kejujuran, keikhlasan dan ketundukan, pengendalian diri dari pengaruh hawa nafsu dan kepentingan pribadi dan kelompok, rasional dalam menyikapi kehidupan dunia dan akhirat, serta tidak mau terperangkap pada godaan syetan. Secara perlahan, bertahap tapi pasti terbangunlah suatu masyarakat dan Negara yang seimbang antara hablumminallah dan hablumminannas, harmonis antara kebutuhan pribadi dan kepentingan bersama, sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.
Begitulah Al-Qur'an turun bertahap dan berangsur angsur tidak diawali dengan perintah shalat, puasa dan zakat atau pelarangan judi minuman keras dan zina. Akan tetapi diawali dengan mengajarkan pokok pokok keyakinan kepada Allah dan hari akhirat, keyakinan kepada malaikat, rasul dan kitab disertai dengan dalil tauhid yang jelas. Ayat ayat tentang tauhid pada umumnya turun di Mekah pada awal kerasulan Nabi. Kemudian jiwa mereka dibersihkan dengan akhlak yang mulia. Sesudah iman kuat dan kokoh baru turun aturan hukum tentang perintah dan larangan. Pokok pokok hukum sudah ada yang diturunkan di Mekah, tetapi perincian hukumnya diturunkan di Madinah.
Begitu juga dalam menerapkan larangan larangan seperti minuman keras dan judi dilakukan secara bertahap, pada waktu pertama kali ditanyakan tentang hukum minuman keras dan judi Allah hanya mengajak berpikir bahwa minuman keras itu ada manfaatnya dan ada pula bahayanya, yaitu merusak akal dan kemauan untuk bekerja keras, tetapi bahayanya lebih besar dari manfaatnya dan Allah tidak melarang.(QS. 2; AL-Baqarah ayat 219). Kemudian ketika terjadi ada orang mabuk yang shalat dan membaca ayat dengan kacau, tidak tepat, karena mabuk maka Allah menegaskan kalau dalam keadaan mabuk dak usah shalat dulu hingga ia menyadari ucapannya atau mabuknya telah hilang . Karena mereka merasa shalat sudah menjadi kebutuhan maka mereka lebih memilih meninggalkan minuman keras daripada meninggalkan shalat. Tetapi tetap saja minuman keras belum diharamkan. (QS 4;'An-Nisa' ayat 43). Barulah setelah mental mereka benar benar kuat dan iman sudah semakin kokoh Allah menurunkan ayat yang menegaskan bahwa judi adan minuman keras itu hukumnya haram dan termasuk pekerjaan syetan. Dan sejak saat itu semua pengikut Nabi secara serentak tunduk dan patuh untuk tidak berjudi san meminum minuman keras. (QS 5; Al-Maaidah ayat 90-91). Allahu Akbar, peristiwa ini sungguh luar biasa, penggila judi pencandu berat. minuman keras dan penikmat tubuh wanita bisa berhenti total dan sembuh dari penyakit masyarakat sehingga kehidupan yang carut marut dan gelap berubah menjadi kehidupan yang aman sentosa dalam suasana hati yang terang benderang.
Yang perlu dicermati adalah bahwa ketentuan bertahap dalam penerapan hukum untuk melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan itu hanya berlaku khusus selama proses penurunan Al-Qur'an saja. Dan setelah selesai turun dengan sempurna, maka hukum itu menjadi hukum positif yang diberlakukan secara utuh terhadap siapa saja yang sudah menyatakan dua kalimat syahadat. Bahwa kepadanya berlaku hukum wajib melaksanakan perintah dan menjauhi larangan secara penuh. Tentu saja ada keringanan dalam situasi dan kondisi tertentu.
Semoga hati kita benar benar terbuka untuk menjadi hamba yang bertauhid dengan benar, berakhlak dengan baik, beribadah dengan tulus yang berdasarkan kepada ilmu yang bisa dipertanggung jawabkan sesuai dengan pedoman dari Al-Qur'an dan Sunnah, karena sejatinya tujuan Allah mengutus Rasul membawa pesan pesan Al-Qur'an adalah menjadi seorang muslim yang ideal dan menebar Rahmat bagi seluruh alam.
5. MENGHILANGKAN KERAGUAN BAHWA AL-QUR'AN YANG AMAT MULIA ITU DITURUNKAN DARI SISI YANG MAHA BIJAKSANA
وَإِن كُنتُمۡ فِی رَیۡبࣲ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُوا۟ بِسُورَةࣲ مِّن مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُوا۟ شُهَدَاۤءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِینَ (23) فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُوا۟ وَلَن تَفۡعَلُوا۟ فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِی وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِینَ (24)
Artinya: Dan jika kamu meragukan (Al-Qur`ān) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar..
Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.
(QS. 2, Al-Baqarah: 23-24)
Kalau ada yang masih merasa kesulitan dalam mempelajari Al-Qur'an, itu bukan disebabkan karena Al-Qur'an itu sulit, tetapi hanyalah karena belum menemukan guru yang ahli dalam mengajarkannya. Sebab Al-Qur'an itu adalah kitab yang dirancang oleh Allah yang Maha mengetahui lagi Maha bijaksana yang tahu betul kemampuan hambany. Dimana Dia telah mengumumkan empat kali berulang ulang dalam surat 54,Al-Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40.
وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ
Artinya: Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur`ān untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
Kalau ada di antara kita yang beranggapan bahwa Al-Qur'an itu akan menyempitkanharl hati, maka itu adalah anggapan yang salah atau propaganda Yahudi dan Nashara yang tidak pernah merasa senang kepada ummat Islam sampai hari kiamat, mereka menanamkan rasa kebencian dengan menyatakan bahwa Al-Qur'an itu adalah racun bagi kehidupan manusia. Al-Qur'an adalah obat yang membuat dada menjadi lapang dan lega. Umar bin Khattab sebelum masuk Islam, karena hasutan para pemuka Quraisy yang hatinya telah buta terhadap kebenaran, sudah bulat tekadnya untuk membunuh Nabi Muhammad, tetapi begitu Mendengarkan langsung yang dibacakan oleh adiknya yang menyatakan bahwa Al-Qur'an diturunkan bukan untuk menyakiti hati, tetapi berisi pelajaran yang melapangkan hati. Dia langsung masuk Islam dan menjadi pembela Nabi Muhammad SAW.
Kalau ada di antara kita yang sudah menjadi ummat Islam, tapi tidak shalat atau tidak puasa itu bukan berarti bahwa dia tidak mampu atau tidak sanggup untuk melaksanakannya, tetapi itu disebabkan karena dia belum mau shalat karena belum memahami hikmah dan keuntungan yang akan didapatkan oleh orang yang shalat dan berpuasa. Karena Allah tidak pernah memberikan beban perintah yang manusia tidak sanggup melaksanakannya. Laa yukalliful lahu nafsan illaa wusaha. Allah tidak pernah membebani seorang manusia kecuali sekedar yang sesuai dengan kemampuannya.
Masih adakah yang meragukan isi Al-Qur'an?. Kalau ada Allah menentang untuk membuat satu surat saja yang sama seperti Al-Qur'an, pada waktu dia masih diturunkan saja selama bertahun tahun dan berangsur angsur, Allah beri kesempatan kepada orang Arab yang paling mengerti bahasa Arab bahkan para penyair, ahli sastranya rusak ada yang mampu membuat satu suratpun. Bahkan mereka pernah mengutus orang yang paling mengerti bahasa Arab dan paling ahli membuat sya'ir, lagi kaya raya untuk melawan Nabi, yang bernama Walid bin Al-Mughirah, setelah dia bertemu dengan Nabi Muhammad, Nabi membacakan kepadanya Ayat ayat Al-Qur'an yang sangat mengagumkan dan membuat dia terpukau dan terpaku. Maka dia berkesimpulan dan menyatakan kepada kaumnya bahwa Al-Qur'an itu bukanlah sya'ir, bukan pula seperti mantra tukang tenung dan apa yang dikatakan oleh Nabi itu bukanlah ucapan seorang pembohong atau orang gila dengan didukung oleh alasan yang sangat kuat. Tetapi ketika dia dan dipengaruhi oleh Abu Jahal, akhirnya Walid berbohong juga dengan mengatakan bahwa ucapan Nabi itu adalah sya'ir . Dan untuk membuka kedoknya Allah menurunkan surat 74; Al-Muddatstsir.
Semoga hati kita adalah hati yang bersungguh sungguh untuk memperdalam ayat ayat Al-Qur'an secara bertahap tentunya, dan berangsur angsur, sehingga akhirnya mu'jizat Al-Qur'an itu menetes tetes demi tetes ke dalam sanubari kita. Dan kita bisa merasakan betapa Allah Maha mengetahui dan Maha bijaksana dalam menurunkan Al-Qur'an sebagai pengajaran utama dalam hidup kita yang masuk perlahan lahan ke dalam hati kita, bertumbuh dan bertambah lalu menetap dan mengekal sampai kita mati. Dan dia akan menjadi penolong utama kita disaat kita dibangkitkan di Padang Mahsyar, selanjutnya mengawal dan mengantarkan kita ke dalam Sorga jannatunna'iim.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar