Kata 'ulum' adalah bentuk jamak dari kata `ilm yang berarti ilmu-ilmu. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup manusia. Bagi yang membacanya akan menjadi suatu ibadah dan mendapatkan pahala (Mukarromah, 2013: 03)
Para Ulama relah merumuskan beberapa definisi Ulumul Qur’an ini. Di antaranya ialah Syekh Muhammad Abdul Azim Az-Zurqani.
Menurut Az-Zurqani dalam karyanya yang berjudul Manahil al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an, Ulumul Qur’an adalah sebagai berikut :
مباحيث تتعلق بالقرآن الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكتابته وقراءته وتفسيره واعجازه وناسخه و منسوخه ودفع الشبه عنه ونحو ذلك
“Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an Al-Karim dari segi turunya, urutanya, pengumpulanya, penulisanya, bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatanya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait dengan keperluan membahas al-Qur’an.
Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah mengatakan :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz- lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
Menurut Syeikh Manna Al-Qaththan dalam bukunya Mahabits Fi Ulum Al-Qur’an, Ulumul Qur’an adalah llmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, dari segi pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan Al-Qur’an dan urutan-urutannya.
Ulumul Qur'an pun mencangkup soal pengetahuan tentang ayat-ayat Makiyah dan Madaniyah, nasikh mansukh, muhkam, dan mustasyabih serta hal-hal lain yang ada hubungannya Al-Qur'an.
1. Ilmu Riwayah, yaitu ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti yang membahas tentang macam-macam Qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an, waktu-waktu turunnya, dan sebab-sebabnya.
2. Ilmu Dirayah, yaitu ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafaz yang gharib serta mengetahui ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Hasby lebih memerinci tentang ruang lingkup ‘Ulum Al-Qur’an yang secara garis besar terdiri dari persoalan sebagai berikut:
1. Persoalan turunnya Al-Qur’an, (nuzûl al-Qur’ân) yaitu pembahasan menyangkut tempat dan waktu turun ayat Al-Qur’an, sebab-sebab turun dan sejarah turun Al-Qur’an.
2. Persoalan sanad (Rangkaian para Periwayat), yaitu pembahasan menyangkut sanad yang mutawatir, ahad, syadz, bentuk Qira’at Nabi, para periwayat dan para penghapal Al-Qur’an dan cara tahammul (penerimaan riwayat).
3. Persoalan Qira’at (ilmu tentang cara pembacaan al-Qur’an), yaitu pembahasan yang menyangkut waqaf, ibtida, imalah, mad, takhfif hamzah, idgham.
4. Persoalan kata-kata Al-Qur’an, yaitu pembahasan yang menyangkut lafaz Al-Qur’an seperti gharib, mu’rab, majaz, musytarak, muradif, isti’arah dan tasybih.
5. Persoalan makana-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum, yaitu pembahasan yang menyangkut ‘âmm, khâss, nash, zhahir, mujmal, mufashshal, manthûq, mafhûm, mutlâq, muqayyad, muhkam, mutasyabih,musykil, nashikh mansukh.
6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan kata-kata Al-Qur’an, yaitu pembahasan yang menyangkut lafaz yaitu fashal, washal, ijaz, ithnab, musawah, dan qashr.
Dengan melihat ruang lingkup kajian ‘Ulum Al-Qur’an baik dari yang sederhana sampai yang terperinci maka akan terlahir berbagai cabang disiplin ‘Ulum Al-Qur’an, dan pada suatu waktu tidak menutup kemungkinan akan timbul perkembangan baru disiplin ‘Ulum Al-Qur’an yang pada generasi sebelumnya belum ditemukan.
Berikut ini juga merupakan cabang ‘Ulum Al-Qur’an menurut Hasby Ash-Shiddiqie yang dikutip oleh Rosihon Anwar sebagai berikut:
1. Ilmu Mawâthin al-nuzûl, yaitu ilmu yang menerangkan tempat-tempat turunnya ayat, masanya, awal dan akhirnya,
2. Ilmu Tawârikh al-Nuzûl, yaitu ilmu yang menerangkan dan menjelaskan masa turun ayat dan tertib turunnya, satu demi satu dari awal turun hingga akhirnya dan tertib surat dengan sempurna.
3. Ilmu Asbab al-Nuzûl, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turunnya ayat.
4. Ilmu Qirâat, yaitu ilmu yang menerangkan rupa-rupa Qira’at (bacaan yang diterima dari Rasulullah SAW).
5. Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang menerangkan cara membaca Al-Qur’an, tempat mulai dan pemberhentiannya.
6. Ilmu Ghârib al-Qur’ân yaitu, ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab biasa, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini menerangkan makna-makna kata yang halus, tinggi dan pelik.
7. Ilmu I`râb al-Qur’ân yaitu ilmu yang menerangkan baris Al-Qur’an dan kedudukan lafal dalam ta’bir ( susunan kalimat).
8. Ilmu Wujûh al-Nazhâir, yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata Al-Qur’an yang banyak arti, menerangkan makna yang dimaksud pada satu-satu tempat.
9. Ilmu ma’rifat al-Mukham wa al-Mutasyâbih, yaitu ilmu yang menyatakan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan ayat-ayat yang dianggap mutasyabih.
10. Ilmu al-Nâsikh wa al-Mansûkh, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh oleh sebagian mufasir.
11. Ilmu Badai`u al-Qur’ân, yaitu ilmu yang membahas keindahan-keindahan Al-Qur’an. Ilmu ini menerangkan kesusasteraan Al-Qur’an, kepelikan dan ketinggian balaghahnya.
12. Ilmu I’jaz al-Qur’ân, yaitu ilmu menerangkan kekuatan susunan tutur Al-Qur’an, sehingga dipandang sebagai mukjizat.
13. Ilmu Tanâsub ayat Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya.
14. Ilmu AQ.S. âm al-Qur’ân, yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah yang terdapat dalam Al-Qur’an.
15. Ilmu Amsâl al-Qur’ân, yaitu ilmu yang menerangkan perumpamaan yang ada dalam Al-Qur’an.
16. Ilmu Jidâl al-Qur’ân, yaitu ilmu untuk mengetahui rupa-rupa debat yang dihadapkan Al-Qur’an kepada kaum musyrikin dan lainnya.
17. Ilmu Adab al-Tilâwah al-Qur’ân, yaitu ilmu yang mempelajari segala bentuk aturan yang harus dipakai dan dilaksanakan di dalam membaca Al-Qur’an, serta segala kesusilaan, kesopanan, dan ketentuan yang harus dijaga ketika membaca Al-Qur’an.
RUANG LINGKUP PEMBAHASQN ULUMUL QUR'AN TERPENTING
Diantara cabang-cabang Ulum Al-Qur’an, para ulama sepakat menyatakan terdapat cabang-cabang terpenting sebagai berikut:
1. Ilmu asbâb al-Nuzûl (ilmu tentang sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an)
2. Ilmu I’jâz al-Qur’ân (ilmu tentang kemukjizatan Al-Qur’an)
3. Ilmu nâsikh wa al-Mansûkh (Ilmu tentang ayat yang menghapus hukum ayat lain dan ayat yang dihapuskan hukumnya oleh ayat lain).
4. Ilmu ahkâm al-Qur’ân (ilmu tentang hukum-hukum Al-Qur’an).
5. Ilmu Fadhâil Al-Qur’an (Ilmu tentang keutamaan-keutamaan Al-Qur’an).
6. Ilmu Ta’wil Al-Qur’an (ilmu tentang takwil Al-Qur’an )
7. Ilmu Muhkâm wa al-Mutasyâbih (Ilmu tentang ayat-ayat yang jelas dan yang samar).
8. Târikh Al-Qur’an wa al-Tadwînih (sejarah Al-Qur’an dan pembukuannya).
9. Ilmu I`râbal-Qur’ân (ilmu tentang tatabahasa Al-Qur’an).
10. Ilmu al-Qirâ’at (ilmu tentang bacaan-bacaan Al-Qur’an).
11. Ilmu Munâsabah (ilmu tentang sistematika Al-Qur’an).
KITAB YANG PENUH BERKAH
Surat Al-An’aam adalah surat keenam dari Al-Qur’an yang menuntun dan mengisi jiwa kita dengan pokok pokok ajaran Tauhid yang menjadi pegangan muslim siang dan malam, baik tauhid Uluhiyah yang meyakini bahwa hanya Dialah yang pantas disembah dan dipuja serta tempat menyandarkan diri, maupun tauhid Rububiyahyang meyakini bahwa Allah selalu menjaga dan mengatur alam ini, tidak pernah lalai, lupa, mengantuk atau tertidur.
Surat ini berisi 165 ayat yang sekaligus diturunkan dalam satu malam. Dimana ketika malaikat Jibril membawa dan menyampaikannya kepada nabi diiringi oleh 70.000 malaikat yang bertasbih dan bertahmid hingga langit bergemuruh karenanya. Dan apabila seorang hamba merutinkan tiga ayat pertamanya saja setiap pagi, maka Allah akan menyediakan tujuh puluh malaikat untuk menyertainya sampai hari kiamat. Sebagaimana hadits Riwayat Ad-Dailamy dari Abullah bin Mas’ud yang artinya:”Barang siapa mengerjakan Shalat Shubuh dengan berjama’ah, dan dia duduk di tempat shalatnya, lalu dibacanya tiga ayat diri pangkal surat Al-An’aam , niscaya Allah akan mewakilkan tujuh puluh malaikat yang mengucapkan tasbih kepada Allah dan memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat”.
Al-Qur’an adalah kalam suci dan mulia yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui perantaraan malalikat jibril untuk disebarkan sebagai hidayah kepada seluruh ummat manusia dimanapun dia berada dan berlaku sepanjang masa tanpa mengalami perobahan setitikpun juga.
Ia adalah kitab yang menjadi ibadah bagi kita yang membacanya, walaupun yang dibaca itu hanya satu huruf. Ia adalah kitab yang ayat-ayatnya menjadi mu’jizat agung yang telah berhasil mengangkat derajat manusia ke puncak kemuliaan.
Ayat-ayatnya sampai sekarang tidak bisa ditiru walaupun dilakukan oleh orang orang yang merasa dirinya amat pintar, walaupun mereka bekerja sama, bahkan dengan meminta bantuan jin sekali pun, takkan pernah ada yang bisa membuat yang sama walaupun satu surat yang pendek.
Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya berlaku abadi, mudah dicerna akal dan mencerdaskan. Sesuai dengan hati nurani dan menenangkannya, mudah dikerjakan karena sesuai dengan kemampuan. Bagaikan rambu rambu lalu lintas yang mengatur pejalanan hidup dengan seteratur mungkin. Maka beruntung lah orang yang mematuhinya karena ia akan selamat dalam perjalanan hidupnya selama dia berhati-hati melewati jalur yang akan membayakannya, dan tidak memasuki jalur yang diharamkan.
Begitu berkahnya kitab itu sehingga malam turunnya ditetapkan oleh Allah sebagai malam kemuliaan (malam Qadar), malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam yang padanya para malaikat turun berbondong-bondong bersama malaikat jibril, malam yang dijadikan Allah sebagai malam yang selamat sampai terbit fajar (Q.S.97: Al-Qadr). Malam itu dinamai juga dengan malam yang penuh berkah.
Semoga kita menjadi orang yang hatinya terbuka untuk mendengar, membaca, memahani, mencintai, dan mendalami makna makna yang luar biasa di sepanjang ayayt-ayatnya. Sehingga kita termasuk sebaik-baik ummat yang bisa melakukan bertumpuk-tumpuk kebajikan dan berlapis lapis amal shaleh yang membawa kita kepada keberkahan dibawah sinar cahaya di atas segala cahaya.
KITAB YANG SEMPURNA
DAN PENYEMPURNA KITAB SEBELUMNYA
Al-Qur’an adalah kitab yang sangat sempurna, yang isinya menyangkut segala bidang kehidupan manusia. Menjawab segala tantangan dan menyelesaikan semua persoalan, sejak dari masalah bangsa dan Negara, politik dan pemerintahan, pertahanan dan keamanan, sampai masalah sosial kemasyarakatan, masalah keluarga dan pribadi semuanya diatur oleh Al-Qur’an. Sejak dari masalah moral dan ilmu pengetahuan, hukum dan perundang-undangan, pekerjaan dan harta kekayaan, semua ditata dengan sangat seimbang, selaras dan berkeadilan berdasarkan iman dan amal shaleh.
Al-Qur’an adalah kitab penyempurna untuk menyelesaikan bengkalai yang belum dituntaskan oleh kitab-kitab sebelumnya, yaitu Zabur, Taurat dan Injil, Ia mengakui bahwa itu adalah kitab suci tetapi ia juga menjelaskan bahwa kitab itu telah dirobah oleh tangan tangan kotor pemuka agamanya demi memperturutkan hawa nafsunya.Dimana pada perinsipnya bahwa substansi kitab itu adalah sama ketika diturunkan, yaitu sama-sama mengesakan Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun juga, Mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata, bergaul baik dengan sesama dan menjauhi perbuatan dosa. Dan kitab-kitab itu juga menjelaskan bahwa akan ada kitab yang kan menyempurnakan kitab itu dan itu adalah kitab suci Al-Qur’an.
Alqur’an diwahyukan kepada nabi penutup, Nabi Muhammad Saw. Untuk menyempurnakan agama yang sudah sampai kepada tingkat kematangannya, yang telah dirintis oleh rasul rasul sebelumnya sesuai dengan perkembangan peradaban manusia yang semakin maju. Beliau mengibaratkan pungsinya di dalam sabda beliau yang artinya:”Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelumku adalah bagaikan orang yang membangun sebuah rumah dengan baik dan indah, kecuali yang tersisa satu tempat di salah satu sudutnya yang belum terisi satu batu bata lagi. Orang-orangpun mengelilinginya dan merasa ta’jub dibuatnya dengan mengatakan:”Seandainya bukan karena kekurangan satu bata ini, niscaya bangunan ini menjadi sempurna. Maka akulah batu bata itu dan Aku adalah Penutup para Nabi”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Di dalam surat 42; Asy-Syuuraa ayat 13 Allah berfirman
Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Nabi Muhammad adalah penutup dan penyempurna agama. Kitab Al-Qur’an yang diwhyukan kepadanya adalah kitab yang amat sempurna. Sekali gus menyempurnakan kitab kitab yang diturunkan sebelumnya. Sehingga sebelum nabi Muhammad SAW meninggal dunia Allah mengumumkan melalui ayat-Nya dalam Surat 5 Al-Maaidah ayat 3
Bagi kita Ummat Islam wajib meyakini semua kitab itu adalah wahyu Allah , tetapi kita menolak perobahan-perobahan terhadap isinya yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Begitu juga kita wajib beriman kepada para rasul yang telah diutus sebelum nabi kita tanpa membedakan salah seorangpun dari mereka. Walaupun mereka yang non muslim tidak pernah mau mengakui kenabian nabi Muhammad SAW karena adanya rasa dengki di dalam hati mereka.
Semoga di lubuk hati kita yang paling dalam bersemayam rasa rindu yang selalu bergelora untuk selalu mencintai keagungan dan kesucian Al-Qur’an Yang diturunkan melalui manusia terpilih yang mempunyai budi pekerti yang amat luhur dan sangat mencintai ummatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar