Selasa, 06 Oktober 2015

PERBEDAAN KARAKTER

PERBEDAAN KARAKTER
Jangan tanyakan apa yang bisa diberikan Negara kepada mu, tetapi tanyakanlah apa yang bisa engkau berikan kepada Negara (Bung Karno)
Apa yang membedakan para pemimpin zaman perjuangan dahulu dengan kebanyakan pemimpin zaman sekarang?. 

Para pemimpin zaman perjuangan rela berjuang mati-matian demi Negara, rela hidup sederhana demi Bangsa, dan rela tidak berfoya-foya demi rakyat jelata, ada orang seperti Bung Karno, Bung Hatta, Pak Syarifuddin, Ki Hajar Dewantoro dan lain lain. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kebanyakan pemimpin zaman sekarang yang tidak lagi fokus untuk memperjuangkan rakyat atau Negara karena jabatan publik sudah cenderung ditransaksionalkan, siapa yang mampu membeli maka dialah yang bisa menduduki, akhirnya keadilan, kemakmuran dan pri kemanusiaan menjadi bagaikan fatamorgana, hanya menjadi janji manis yang semakin lama semakin jauh dari yang diharapkan.

Ada tiga macam karakter yang membuat manusia atau pemimpin menjadi berbeda;
Pertama, manusia yang punya karakter suka memberi, yang ada dipikirannya adalah apa yang bisa saya berikan kepada orang lain, apa yang bisa saya korbankan untuk kemajuan Bangsa dan Negara saya, kontribusi apa yang bisa saya tunjukkan dan berikan demi kepentingan orang banyak dan lain-lain. Orang ini bermental pejuang dan demawan.

Kedua, manusia atau pemimpin yang punya karakter meminta, yang ada dipikirannya adalah siapa yang bisa membantu saya, apa saja yang bisa saya dapatkan, dari mana saya bisa mendapatkan tambahan, dan lain-lain. Orang seperti ini adalah orang yang bermental pengemis. Taunya hanya menerima dan tak mau mamberi.

Ketiga, manusia yang punya karakter pencuri, yang ada dipikirannya adalah bagaimana caranya supaya bisa mengambil hak orang lain, Harus menghantam untuk bisa selamat, harus bisa menggunakan kesempatan dalam kesempitan, harus mencuri untuk bisa kaya, harus korupsi supaya hidup mewah, harus menjadi beghal untuk bersenang-senang dan lain-lain. Ini barangkali mengerikan, tapi sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihindari.

Mari kita sama sama membuka mata hati kita untuk melihat dengan jujur apakah kita termasuk yang pertama atau yang kedua atau malah barangkali termasuk yang ketiga, kalau termasuk yang pertama pantaslah kita membaca alhamdulillah, tetapi kalau kita termasuk yang kedua atau yang ketiga, maka kebahagiaan yang kita harapkan hanya akan menjadi impian hampa dan sebaiknya kita memperbaiki diri sambil membaca na’uuzhu billaahi min zhaalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar