Selasa, 06 Oktober 2015

METODE PENGAJARAN - TAFSIR AYAT AYAT PENDIDIKAN ( Bagian V / lima )

TAFSIR AYAT AYAT PENDIDIKAN ( Bagian V / lima )
METODE PENGAJARAN
الـسـلا م عـلـيـكـم ورحـمـة الله وبركا تـه
Metode pangajaran memiliki peran yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan, tanpa adanya metode, maka proses pencapaian tujuan pengajaran akan terhambat bahkan bisa tidak mendatangkan hasil sama sekali. Metode dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan nilai tertentu dari si pembawa pesan (guru) kepada si penerima pesan (siswa/murid) sebagai tindakan –tindakan pendidik dalam lingkup peristiwa pendidikan untuk membawa siswa kea rah pencapaian hasil belajar yang maksimal. Metode dapat juga disebut sebagai alat digunakan untuk menciptakan proses pendidikan, menumbuhkan kegiatan yang bersifat edukatif dan meningkatkan mutu pendidikan.

Al-Qur’an memperkenalkan dirinya sebagai petunjuk bagi ummat manusia dan mengandung penjelasan-penjelasan dari petunjuk itu sebagaimana Allah berfirman dalam surat 2; Albaqarah ayat 185 yang artinya:” 185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” Ayat ini mengisyaratkan bawa disamping Al-Qur’an sebagai sumber nilai, dia juga merupakan sumber dalam melakukan tidakan pendidikan yang sesuai dengan karakter manusia, melalui berbagai bentuk penyajian dalam berbagai ranah peserta didik. 

QS. 5; al-Maaidah ayat 67 yang artinya:”Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Ayat ini memerintahkan kepada Rasulullah untuk menyampaikan, melakukan tabligh/ceramah/orasi kepada para sahabat yang menjadi peserta didiknya menuju Islam yang kaffah. Kata tabligh sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia sebgai cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain dalam melakukan pembinaan ummat manusia. Atau dalam bahasa lain mengkomunikasikan pesan kepada orang lain dengan komunikasi yang baik.
Kegiatan pendidikan adalah kegiatan komunikasi pendidik-terdidik dalam rangka mendewasakan murid melalui penyampaian pesan-pesan normative disamping bimbingan dan latihan-latihan keterampilan, oleh karena itu pendidikan tidak bisa lepas dari peran komunikasi, maka seorang pendidik dituntut untuk menguasai konsep-konsep utama komunikasi supaya apa yang ia sampaikan kepada peserta didik membuahkan hasil yang optimal.
Selanjutnya Allah berfirman dalam QS. 16; an-Nahl ayat 125 yang artinya:”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Ada tiga metode yang digambarkan oleh ayat ini yaitu metode hikmah (kebijaksanaan), Mau’idzah hasanah (pengajaran dan nasehat yang baik), dan mujadalah (debat /diskusi)

Seorang pendidik haruslah bijaksana dalam meberdayakan anak didiknya dengan penuh perhatian menggali potensi anak didiknya untuk dikembangkan sesuai dengan watak dan karakter yang dimilikinya. Seorang pandidik harus mendidik dengan panuh perhatian terhadap pertumbuhan anak didiknya baik dari segi Akhlak, moral, mental dan intelektual, jasmani dan rohani, serta social dan spiritual mereka yang berbeda beda antara satu dengan lainnya.kita dapat mengambil contoh dari Rasulullah seperti digambarkan oleh Allah dalam surat 9; at-Taubah ayat 128 yang artinya:” Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min.” ayat ini menggambarkan betapa besarnya perhatian dan keinginan yang dimiliki oleh Nabi untuk mewujudkan suatu perobahan, sehingga masyarakat yang tenggelam dalam kebodohan dan keterbelakangan berobah mendadi masyarakat yang maju dan beradab.pengajaran atau nasehat yang baik adalah metode pendidikan yang memiliki pengaruh yang besar membuka kesadaran anak untuk mengetahui hakikat sesuatu, mendorong mereka menuju harkat dan martabat yang luhur serta membekali mereka dengan prinsip-prinsip hidup yang bermanfaat. Nasihat nasihat yang tulus akan berpengaruh terhadap jiwa yang bening, hati yang terebuka dan pikiran yang jernih dan bisa meninggalkan bekas yang sangat dalam.

Metode diskusi atau dialog adalah percakapan silih berganti yang dilakukan antara dua orang atau lebih melalui Tanya jawab mengenai suatu topic yang mengarah kepada satu tujuan. Metode ini mempunyai dampak yang sangat dalam terhadap jiwa pendengar yang mengikuti topic percakapan secara seksama dan penuh perhatian karena dua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan secara timbale balik, sehingga tidak membosankan.
Metode bekisah atau bercerita adalah juga termasuk metode yang dianjurkan oleh Al-Qur’an sebagaimana firman Allah dalam surat 7; al-A’raaf ayat 176-177 yang artinya:”Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.”

Ayat ini memerintahkan kepada kita agar menceritakan berbagai kisah agasr mereka bisa memikirkan akibat-akibat dari perbuatan yang dikisahkan tersebut, bahwa orang yang selalu berbuat baik pasti akan mendapat kehidupan yang baik dan orang yang tidak baik pasti akan menanggung akibat dari kejahatannya.

Metode lain yang bisa kita petik dari ayat ayat Alqur’an adalah metode membuat perumpamaan/tamsil/ibarat., sebagaimana ditemukan dalam firman Allah dalam QS. 14 Ibraahiim ayat 24-25 yang artinya:”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

Yang tidak kalah pentingnya adalah metode keteladanan. Guru sebagai pendidik adalah figure terbaik dalam pandangan anak, dimana tindak tanduk dan sopan santunnya akan ditiru dan tertanam dalam kepribadian anak. Seorang pandidik yang jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tercela akan berdampak baik kepada pertumbuhan anak didik, sebaliknya jika pendidik adalah seorang yang suka berbohong, berkhianat, penakut, suka berbuat dosa, maka anak yang dididiknya akan menjadi anak yang berkepribadian buruk.Keberhasilan pendidikan Rasulullah berwal dari keteladannya yang dengan tegas dinyatakan oleh Allah dalam surat 33; al-Ahzaab ayat 21 yang artinya:”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Pemberian hadiah kepada anak yang berkelakuan baik dan pemberian hukuman kepada anak yang melakukan kesalahan adalah merupakan salah satu alat pendidikan selama dilakukan untuk perkembangan moral anak didik sehingga ia menjadi insyaf dan sadar akan bahaya dari pelanggaran yang dia lakukan, dan selama hukuman itu berada dalam tahap kewajaran. Agama Islampun dikenal sebagai pembawa khabar gembira dan ancaman. Dan kata-kata ini berulang-ulang disebutkan di dalam Al-Qur’an.

Metode-metode pendidikan dan pengajaran yang disarikan dari ayat-ayat Al-Qur’an diatas sungguh sangat luar biasa dan sangat tepat untuk dijadikan acuan untuk melahirkan generasi yang berkualitas sebagai generasi penerus yang menjadi harapan kita semua. Semoga kita diberi kekuatan lahir dan batin sebagai orang tua dan guru yang mampu menjalankan amanah pendidikan anak baik di rumah, maupun di sekolah atau di dalam lingkungan pergaulan anak yang semakin lama semakin mengkhawatirkan.
(Bersambung…)

1 komentar: