Kamis, 08 Oktober 2015

BERBAGAI DIMENSI MENAKJUBKAN DARI KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN (3)

MUTIARA AL-QUR’AN (Bagian XXXI / tiga puluh satu)
الـسـلا م عـلـيـكـم ورحـمـة الله وبركا تـه
BERBAGAI DIMENSI MENAKJUBKAN DARI KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN
2. KEUMMIAN NABI MUHAMMAD SAW.
kedatangan Al-Qur'an dengan segenap keistimewaan dan keunggulannya dari seorang yang ummi merupakan unsur lain dari kemukjizatan kitab suci itu.
Terangkumnya semua ilmu pengetahuan dan hakikat di dalam sebuah kitab seperti ini mengungguli kemampuan manusia biasa. Akan tetapi yang lebih mengagumkan dan menakjubkan adalah bahwa kitab agung ini diturunkan kepada seorang manusia yang tidak pernah belajar dan mengenyam pendidikan sama sekali sepanjang hidupnya, serta tidak pernah,walaupun hanya sejenak memegang pena dan kertas. Ia hidup dan tumbuh besar di sebuah lingkungan yang jauh dari kemajuan dan peradaban.
Yang lebih mengagumkan lagi, selama 40 tahun sebelum diutus menjadi nabi, ia tidak pernah terdengar ucapan mukjizat semacam itu. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur'an dan wahyu Ilahi yang beliau sampaikan pada masa-masa kenabiannya memiliki metode dan susunan kata yang khas dan berbeda sama sekali dari selurkataan dan ucapan pribadinya. Perbedaan yang jelas antara kitab tersebut dengan seluruh ucapan beliau dapat disentuh dan disaksikan oleh seluruh masyarakat dan umatnya. Sekaitan dengan ini, Allah berfirman dalam surat 29; al-Ankabuut ayat 48:

 وَمَا كُنتَ تَتۡلُوا۟ مِن قَبۡلِهِۦ مِن كِتَـٰبࣲ وَلَا تَخُطُّهُۥ بِیَمِینِكَۖ إِذࣰا لَّٱرۡتَابَ ٱلۡمُبۡطِلُونَ 
Artinya: "Dan Engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur'an) sesuatu Kitabpun dan Engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (Engkau pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu).”

3. KEMUKJIZATAN ILMIAH

Al-Qur’an adalah kitab hidayah yang mendorong kepada kemajuan, kebikan dan keutamaan, ia mendorong manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Mendorong untuk memperhatikan dan memikirkan alam, termasuk memikirkan kejadian dirinya sendiri. Al-Qur’an menanamkan kesadaran ilmiah pada diri setiap muslim untuk memikirkan, memahami dan menggunakan akal.dan berjanji akan meninggikan derajat orang yang beriman dan orang yang berilmu beberapa derajat . Allah berfirman:
 أَوَلَمۡ یَتَفَكَّرُوا۟ فِیۤ أَنفُسِهِمۗ مَّا خَلَقَ ٱللَّهُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَیۡنَهُمَاۤ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَأَجَلࣲ مُّسَمࣰّىۗ وَإِنَّ كَثِیرࣰا مِّنَ ٱلنَّاسِ بِلِقَاۤىِٕ رَبِّهِمۡ لَكَـٰفِرُونَ 
Artinya: ”Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (Q.S 30; ar-Ruum ayat 8):

 إِنَّ فِی خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّیۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّأُو۟لِی ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (190) ٱلَّذِینَ یَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِیَـٰمࣰا وَقُعُودࣰا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَیَتَفَكَّرُونَ فِی خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَـٰذَا بَـٰطِلࣰا سُبۡحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ (191) 
Artinya: ” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. 3; Ali Imran ayat 190)

 كَذَ ٰ⁠لِكَ یُبَیِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡـَٔایَـٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ 
Artinya: “Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir.” (Q.S. 2; al-Baqarah ayat 

 یَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتࣲۚ
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. 58; al-Mujaadilah ayat 11). 

Kemu’jizatan Alqur’an secara ilmiah terletak pada semangat yang diberikannya kepada ummat Islam supaya berpikir. Iapun membuka pintu-pintu ilmu pengetahuan dan mempersilahkan untuk memasukinya. Dan menegaskan bahwa orang yang berilmu tidaklah sama dengan orang-orang yang tidak berilmu:
 
قُلۡ هَلۡ یَسۡتَوِی ٱلَّذِینَ یَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِینَ لَا یَعۡلَمُونَۗ
Artinya : “Katakanlah apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?” (Q.S. 39; Az-Zumar ayat 9).
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam alQur’an seperti:

a. Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. Terdapat dalam Q.S. Yunus [10]: 5:.

 هُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ ٱلشَّمۡسَ ضِيَآءٗ وَٱلۡقَمَرَ نُورٗا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ يُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ 
Artinya: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

b. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakan napas, hal ini terdapat pada surat Al-An’am [6]: 25:

 فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهۡدِيَهُۥ يَشۡرَحۡ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِۖ وَمَن يُرِدۡ أَن يُضِلَّهُۥ يَجۡعَلۡ صَدۡرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجٗا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي ٱلسَّمَآءِۚ كَذَٰلِكَ يَجۡعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجۡسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ 
Artinya: Barang siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.

c. Perbedaan sidik jari manusia. Terdapat dalam suratAl-Qiyamah [75]: 4:
 بَلَىٰ قَٰدِرِينَ عَلَىٰٓ أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُ
Artinya: (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.

d. Aroma/bau manusia berbeda-beda. Terdapat dalam surat Yusuf [12]: 94:

 وَلَمَّا فَصَلَتِ ٱلۡعِيرُ قَالَ أَبُوهُمۡ إِنِّي لَأَجِدُ رِيحَ يُوسُفَۖ لَوۡلَآ أَن تُفَنِّدُونِ 
Artinya: Dan ketika kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka berkata, “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).”

e. Masa penyusuan yang tepat dan kehamilan minimal. Terdapat dalam surat Al-Baqarah [2]: 233:

وَٱلۡوَٰلِدَٰتُ يُرۡضِعۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ حَوۡلَيۡنِ كَامِلَيۡنِۖ لِمَنۡ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَۚ .
Artinya: Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. 

f. Adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 14:

 بَلِ ٱلۡإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِيرَةٞ 
Artinya: Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri,

g. Yang merasakan nyeri adalah kulit. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4: 


Seorang ahli dokter bedah berkebangsaan Prancis, Dr. Maurice telah mengadakan studi perbandingan antara Bibel ( Perjanjian lama dan Perjanjian baru), Al-Qur’an dan Sains Modern membuat kesimpulan bahwa dalam Bibel terdapat kesalahan-kesalahan ilmiah dan sejarah, sedangkan di dalam Al-Qur’an terdapat hal yang luar biasa karena wahyu yang diturunkan pada abad ke tujuh masehi itu telah memuat masalah-masalah ilmiah yang kebenarannya terbukti baru pada abad ke 28, ke 19 dan abad ke 20 dan atas dasar itu beliau berkesimpulan bahwa bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Ilahi yang murni, tidak mungkin buatan manusia dan tidak mungkin seperti apa yang dituduhkan oleh musuh-musuh Islam, bahwa dia diciplak oleh nabi Muhammad dari Bibel, karena tidak masuk akal orang yang hidup di abad ke 7 Masehi akan mampu melontarkan ide-ide mengenai bermacam-macam hal yang bukan merupakan pikiran manusia pada waktu itu. Dan ide-ide itu bersesuaian dengan apa yang kan dibuktikan oleh sains beberapa abad kemudian.
Berbahagialah sebagai ummat Islam yang memilik Al-Qur’an sebagai kitab suci yang ayat-ayatnya dibenarkan dan diakui oleh ilmu pengetahuan modern, dan dibuktikan kebenarannya oleh berbagai hasil penelitian ilmiah. Hanya hati yang telah ditutupi oleh kekafiran yang berani memfitnah dan meracuni pikiran manusia yang tak mengenal hidayah untuk memutar balikkan fakta tentang kebenaran Al-Qur’an. Serta menuduh bahwa Al-Qur’an itu hanyaah ciptaan Muhammad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar